CSE

Loading

Kamis, 13 Juni 2013

DAMPAK PAKAIAN KETAT TERHADAP KESEHATAN


Latar Belakang

Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah).Manusia membutuhkan pakaian untuk melindungi dan  menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang  memakainya. Perkembangan dan jenis-jenis pakaian tergantung pada adat-istiadat,  kebiasaan, dan budaya yang memiliki ciri khas masing-masing. Pakaian juga meningkatkan  keamanan selama kegiatan berbahaya seperti hiking dan memasak, dengan memberikan  penghalang antara kulit dan lingkungan. Pakaian juga memberikan  penghalang higienis, menjaga toksin dari badan dan membatasi penularan kuman. Salah satu tujuan utama dari pakaian adalah untuk menjaga pemakainya merasa nyaman. Dalam iklim panas busana menyediakan perlindungan dari terbakar sinar matahari atau berbagai dampak lainnya, sedangkan di iklim dingin sifat insulasi termal umumnya lebih penting.
Pakaian melindungi bagian tubuh yang tidak terlihat.  Pakaian bertindak sebagai perlindungan dari unsur-unsur yang merusak, termasuk hujan, salju dan angin atau kondisi cuaca lainnya, serta dari matahari. Pakaian juga mengurangi  tingkat risiko selama kegiatan, seperti bekerja atau olahraga. Pakaian kadang-kadang dipakai sebagai perlindungan dari bahaya lingkungan tertentu, seperti seranggabahan kimiaberbahaya, senjata, dan kontak dengan zat abrasif. Sebaliknya, pakaian dapat melindungi lingkungan dari pemakai pakaian, seperti memakai masker.
Banyak kalangan remaja yang lebih memilih menggunakan celana ketat dari pada celana yang lebih longgar, hal ini disebabkan karena  penggunaannya yang sangat praktis, cocok untuk berbagai macam atasan.
Apa dampak pakaian ketat bagi kesehatan?, bagaimana cara pencegahan atau mengurangi penggunaan pakaian ketat ?. Kiranya dapat mencegah atau mengurangi penggunaan pakain ketat, dan pembaca dapat mengetahui dampak buruk pakaian ketat bagi kesehatan dan cara mencegahnya.

Dampak Pakaian Ketat Bagi Kesehetan Manusia
1. Paresthesia
Celana ketat sepinggul berpeluang menimbulkan penyakit
paresthesia. Istilah paresthesia sendiri, menurut Kamus Kedokteran Dorland,  berarti perasaan sakit atau abnormal seperti kesemutan, rasa panas seperti terbakar dan sejenisnya.
Gangguan saraf ringan itu terjadi karena  mereka suka sekali memakai celana ketat sebatas pinggul, setidaknya dalam enam bulan terakhir.
Paresthesia dikenali gejalanya berupa kesemutan yang lama-kelamaan berubah menjadi mati rasa. Kesemutan terjadi lantaran terganggunya  saraf tepi, yakni saraf yang berada di luar jaringan otak di sekujur tubuh. Umumnya karena tertekan, infeksi, maupun gangguan metabolisme.
2. Ancaman Jamur
Pada dasarnya semua jenis pakaian ketat berpotensi  menimbulkan tiga macam gangguan kulit baik itu sebatas pinggul maupun di atas pinggul.
Hal itu disebabkan masalah kelembaban yang memungkinkan jamur subur berkembang biak. Belakangan ini, pasien korban jamur yang berobat ke  Klinik Kulit dan Kelamin RSCM meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2002, sekitar 35% pasien terbukti kena serangan jamur.  Usia mereka berkisar 15 – 45 tahun. Meski tak semuanya berhubungan dengan kebiasaan  berbusana, tetapi kecenderungan meningkatnya jamur sebagai sumber penyakit kulit mesti diwaspadai.
Idealnya, di negara tropis seperti Indonesia, pakaian  ketat atau terlalu tebal memang harusdihindari. Kulit menjadi kekurangan ruang untuk  “bernapas”, sementara cairan yang keluar dari dari tubuh cukup banyak. Akibatnya, permukaan  kulit menjadi lembab. Jika tak diimbangi busana yang tepat, jamur akan lebih mudah beranak pinak. Jenis jamur yang banyak ditemui adalah jamur panu (bercak putih, cokelat, atau kemerahan), jamur kurap dengan bintik menonjol gatal, serta
jamur kandida  yang basah dan gatal.
3. Berbekas Hitam
Sesuai namanya, gejala gatal dan beruntusan yang menjadi
trademark sang  dermatitis  hanya muncul bila terjadi gesekan antara kulit dengan benda dari luar tubuh. Benda asing yang berpotensi gesek tinggi tidak hanya benda keras, semisal: perhiasan, jam tangan, atau ikat pinggang. Busana sehari-hari, jika terlalu ketat  menempel di tubuh, atau terbuat dan bahan berkontur kasar juga dapat memicu luka.
Celana ketat terutama berpengaruh pada kondisi kulit di sela-sela paha. Awalnya  mungkin cuma radang ringan. Tapi, kalau prosesnya berlangsung lama, bisa menimbulkan  bercak hitam di pangkal paha,” kata Kusmarinah Bramono”. Jika si pemilik tubuh insaf dan menjauhkan diri dari busana ketat, warna hitam tadi mungkin saja berkurang atau hilang sama sekali. Namun, Kusmarinah mengingatkan, proses menghilangkan noda hitam itu tak bisa dilakukan secepat membalik telapak tangan.
Jenis penyakit kulit lain yang biasa menghinggapi pemakai celana ketat adalah biduran atau kaligata. Bentuknya bentol-bentol mirip bekas gigitan ulat bulu. Tingkat keparahannya mulai bentol sebesar biji jagung hingga bibir bengkak.
Biduran bisa muncul di bagian tubuh mana pun. Berdasarkan pengamatan Kusmarinah, banyak pasien tidak menyadari, biduran dapat juga disebabkan oleh tekanan serta ketatnya pakaian.
4. Kanker Ganas Melanoma
Penelitian ilmiah kontemporer telah menemukan bahwasanya perempuan berpakaian tetapi ketat atau transparan, maka ia berpotensi mengalami berbagai penyakit kanker ganas melanoma di sekujur anggota tubuhnya yang terbuka. Majalah kedokteran Inggris melansir hasil penelitian ilmiah ini dengan mengutip beberapa fakta, diantaranya bahwasanya kanker ganas melanoma yang masih berusia dini akan semakin bertambah dan menyebar sampai ke kaki.
Penyakit ini disebabkan sengatan matahari yang mengandung
ultraviolet dalam waktu yang panjang di sekujur tubuh yang berpakaian ketat atau berpakaian pantai (yang biasa dipakai wanita ketika di pantai dan berjemur di sana). Penyakit ini mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Tanda-tanda penyakit ini muncul pertama kali adalah seperti bulatan berwarna hitam agak lebar. Terkadang berupa bulatan kecil saja, kebanyakan di daerah kaki atau betis, dan biasanya di daerah sekitar mata, kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), dan menyerang darah, lalu menetap di hati serta merusaknya.
Terkadang juga menetap di sekujur tubuh, diantaranya: tulang, dan bagian dalam dada. Juga bagian perut karena adanya dua ginjal yang menyebabkan  air kencing berwarna hitam karena rusaknya ginjal akibat serangan penyakit kanker ganas ini.  Penyakit ini juga menyerang janin di dalam rahim ibu yang sedang mengandung. Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama. Obat-obatan belum bisa mengobati
kanker ganas ini.
5. Kemandulan
Pakaian ketat dapat menyebabkan kemandulan pada wanita. Pada cuaca yang sangat dingin, pakaian ketat tidak berfungsi menjaga suhu tubuh dari serangan hawa dingin. Suhu yang terlalu dingin jelas dapat membahayakan kondisi rahim  (Al-Istanbuli, 2006).  
Darah terganggu, menyebabkan varises dan gangguan yang di akibatkan jenis pakaian ketat dalam jangka waktu yang lama adalah membuat bentuk tubuh  menjadi buruk dan merusak tulang punggung. Pakain ketat dan transparan tenyata sangat  berbahaya menurut majalah kedokteran di Inggris, pakaian ketat yang di kenakan dalam waktu panjang dapat menyebabkan Kanker Milanoma. Menurut penelitian ilmiah pakaian ketat yang dikenakan oleh wanita di terik matahari dalam waktu yang panjang, setelah beberapa tahun menyebabkan Kanker ganas milanoma pada usia dini . dan kaos kaki nilon yang mereka kenakan tidak sedikitpun bermanfaat didalam menjaga kaki  mereka dari kanker ganas tersebut.
Kanker Melanoma adalah kanker kulit yang sangat berbahaya, dan kanker ini biasanya di mulai dengan tanda hitam pada kulit, atau tahi lalat. Tahi lalat adalah kumpulan sel pigmen abnormal (melanosit ) yang muncul pada kulit
Dan penyakit ini terkadang mengenai seluruh tubuh dengan kadar yang berbeda-beda. Gejala dari kanker ini adalah munculnya bulatan berwarna  hitam agak lebar dan terkadang berupa bulatan kecil saja, pada daerah kaki atau betis, atau bisa disekitar mata kemudian menyebar ke seluruh bagian tubuh. Penyebaran bulatan ini  disertai pertumbuhan di daerah-daerah yang biasa terlihat, pertautan limpa (daerah di atas paha), menyerang darah, dan menetap di hati dan merusaknya.
Dalam beberapa kasus kanker milanoma juga menyerang  tulang, bagian dalam dada dan perut. Kanker ini juga menyerang ginjal, Jika ginjal sudah rusak air kencing akan berwarna hitam.  Janin juga tidak luput dari serangan kanker milanoma ini.Orang yang menderita kanker ganas ini tidak akan hidup lama, karena belum di temukan obat yang benar benar mampu menyembuhkan kanker ganas ini.
6. Mengganggu mobilitas usus
Penggunaan celana yang terlalu ketat dapat mengganggu mobilitas dari usus. Hal inilah yang membuat seseorang merasa tidak nyaman atau sakit pada perut setelah dua atau tiga jam setelah makan. Namun terkadang masyarakat tidak  menyadari bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh penggunaan celana yang ketat.
7. Memicu pembekuan pembulu darah
Penggunaan pakaian ketat juga akan mengganggu gerakan tubuh yang dapat  memicu timbulnya pembekuan darah di dalam pembuluh darah, membuat aliran terganggu.
8. Mengganggu kesuburan wanita dan gangguan jamur di sekitar organ
Endometriosis (suatu gangguan yang sering mengakibatkan gangguan kesuburan pada wanita) diduga karena disebabkan kebiasaan seseorang yang selalu memakai pakaian ketat selama bertahun-tahun. Menggunakan pakaian ketat akan memicu sel-sel endometrium (selaput lendir rahim) untuk melarikan diri dari rongga rahim lalu berdiam di indung telur, sehingga kesehatan menjadi terganggu.
Bila hal ini dibiarkan terus menerus, maka akan menimbulkan gangguan jamur di sekitar organ intim wanita. Bila sudah menimbulkan jamur, maka dapat dipastikan seorang wanita akan mengalami berbagai gangguan.
Perlu diketahui bahwa jamur itu sangat suka  suasana lembab. ia akan tumbuh subur. Jika menggunakan celana ketat jeans maka daerah lipatanya akan menjadi lembab apalagi jika dipakai seharian itulah salah satu yang menjadi munculnya keputihan
9. Memperburuk kualitas sperma dan menyebabkan kemandulan
Berdasarkan penelitian bahwa penggunaan pakaian ketat menyebabkan penurunan kualitas sperma yaitu  jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter kini turun drastis hingga ke angka 20 juta per mililiter. Setelah dilakukan penelitian  mendalam ternyata masalahnya masih terjadi pada skrotum lapisan yang melindungi penis. Suhu yang tidak normal pada
skrotum karena sering ditekan oleh celana jeans ketat bisa berakibat buruk pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar disekitar penis tentu akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma.
Kurang lebih sama saja dengan wanita, penggunaan celana ketat bisa menimbulkan ‘kekurangan udara’ terutama kepada
organ vital.Umumnya suhu udara yang kondusif untuk organ vital normalnya sampai 36,5 derajat celcius, namun saat memakai celana ketat, suhu udarapun naik menjadi 37 derajat celcius.  Kondisi yang panas ini sangat berbahaya buat sperma. Sebuah penelitian membuktikannya  dengan mengambil sampel pria yang suka mengenakan celana ketat. Jumlah sperma yang diproduksi biasanya 60 juta permilimiter, dengan menggunakan celana ketat jumlah sperma turun drastis sepertiganya, yakni 20 juta permililiter.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Ternyata masalahnya terletak pada skrotum. Suhu yang tidak normal pada skrotum karena celana jeans ketat  bisa berakibat buruk pada kualitas sperma loh sobat kenapa? karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar Organ vital. Ini akan menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma, dan bila diteruskan akan menjadi gatal dan akan menjalar ke bagian
buah zakar.
Ujung-ujungnya pun akhirnya terletak pada kesuburan kalian, walaupun secara genetik kamu termasuk keturunan yang subur, tetapi dengan kebiasaan penggunaan celana jeans ketat bisa menurunkan kualitas kesuburan!
10. Menyebabkan pingsan 
Mungkin terdengar ekstrim tapi hal ini sering dialami  oleh beberapa wanita. Meski  korset  sudah tidak popular lagi, pakaian sejenis itu dapat mengurangi pemakainya mengembangkan paru-parunya dan hal ini akan mengakibatkan nafas terasa berat. Selain itu, akan memperkecil  oksigen yang masuk ke dalam tubuh. Kategori pakaian seperti ini termasuk pakaian dalam pernikahan, bustier, dan spandek
11. Menaikkan asam lambung 
Terlalu ketat juga akan menyebabkan naiknya cairan asam lambung karena tekanan yang terlalu besar pada perut. Hal ini dapat meningkatkan tekanan di daerah abdominal yang akan menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan
12. Pakaian Ketat menurut Agama (Islam)
Memakai pakaian yang ketat dan sesak tidak  dianjurkan (makruh) baik dari sudut pandang syari’ah maupun dari sudut pandang kesehatan. Ada sebagian jenis baju ketat membuat orang yang mengenakannya sulit melakukan sujud. Jika baju seperti ini menyebabkan si pemakai sukar mengerjakan shalat atau bahkan  menyebabkan dia meninggalkan shalat, maka jelas hukum memakai baju seperti ini adalah haram.
Asy-Syaikh al Albaniy berkata bahwa celana ketat itu mendatangkan dua macam musibahMusibah pertama, bahwa orang yang memakainya menyerupai orang-orang kafir. Sedangkan Kaum Muslim memang memakai celana, akan tetapi model celana yang lebar dan longgar. Model seperti ini masih banyak  dipakai di daerah Suriah dan Libanon. Ummat Islam baru mengenal celana ketat setelah  mereka dijajah bangsa eropa. Pengaruh buruk itulah yang diwariskan oleh kaum penjajah  kepada ummat Islam. Akan tetapi karena kebodohan dan ketololan ummat Islam sendiri,  Mereka mengambil tradisi buruk tersebut.
Musibah kedua, celana ketat menyebabkan bentuk aurat terlihat dengan jelas. Memang benar bahwa aurat pria adalah anggota badan antara pusar dan lutut. Namun seorang hamba yang sedang melakukan shalat dituntut untuk berbuat lebih dari ketentuan yang telah ditetapkan oleh syariat (dalam masalah busana ini,  lihat Al Qur’an Surah 7:31). Tidak pantas dia melakukan maksiat kepada Allah subhanahu wa ta’ala ketika sedang sujud bersimpuh di hadapan-Nya. Ketika dia mengenakan celana ketat, maka kedua pantatnya akan terbentuk dengan jelas. Bahkan lebih dari itu, bagian tubuh yang membelah keduanya juga terlihat nyata !
Bagaimana seorang hamba melakukan shalat dan menghadap
Rabb Semesta Alam dalam keadaan seperti ini ?! Yang lebih aneh lagi adalah  mayoritas pemuda Muslim biasanya menentang keras apabila kaum wanita Muslimah  memakai baju ketat. Alasan mereka bahwa baju ketat  yang dipakai wanita bisa menunjukkan bentuk tubuhnya secara jelas. Akan tetapi pemuda ini lupa akan dirinya sendiri. Dia tidak sadar  bahwa dia telah mengerjakan suatu hal yang dia sendiri membencinya.
Jika demikian, tidak ada bedanya antara wanita yang memakai baju ketat sehingga terlihat lekuk tubuhnya dengan pria yang memakai celana  ketat (jeans dan semacamnya-pen-) sehingga terlihat bentuk kedua pantatnya. Ketika pantat pria dan wanita dianggap sebagai aurat, maka hal menggunakan baju ketat bagi mereka itu sama saja hukumnya, yakni dilarang. Sebenarnya para pemuda wajib menyadari musibah yang telah melanda mayoritas mereka.
Rasulullah SAW telah melarang kaum pria shalat  dengan memakai celana tanpa gamis (kemeja). Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud  dan al Hakim. Sanad hadits ini sendiri berkualitas hasan. Lihat Shahiih al Jaami’ al  Shaghiir nomor 6830 dan juga diriwayatkan oleh al Thahawiy dalam Syarh Ma’aaniy al Atsaar (I/382).
Adapun jika model celana yang dikenakan  ketika shalat tidak ketat dan berukuran longgar, maka sah shalat yang dikerjakan. Yang lebih  baik adalah dirangkap dengan gamis yang bisa menutup anggota tubuh antara pusar dan lutut.  Akan tetapi lebih baik lagi apabila panjang gamis itu sampai setengah betis atau sampai  mata kaki (asalkan tidak sampai menutupi mata kaki –pen). Hal seperti ini adalah cara menutup aurat yang paling sempurna (mungkin pakaian seperti ini di daerah kita agak sukar didapatkan di pasaran, namun cukup banyak sarung yang bisa menggantikan fungsinya –pen-). (Al Fataawaa I/69, tulisan Syaikh ‘Abdul Aziz bin ‘Abdullah bin Baz).
Dengan latar belakang inilah Komite Tetap Pembahasan Masalah ‘Ilmiyyah dan fatwa Saudi Arabia (semacam MUI di Indonesia -pen-)  menjawab pertanyaan mengenai hukum Islam tentang shalat memakai celana. Jawaban yang dirumuskan adalah sebagai berikut: “Jika pakaian tersebut tidak menyebabkan aurat terbentuk dengan jelas, karena modelnya longgar dan tidak bersifat transparan sehingga anggota aurat tidak bisa dilihat dari arah belakang, maka boleh dipakai ketika shalat. Namun  apabila busana itu terbuat dari bahan yang tipis sehingga memungkinkan aurat yang memakai dilihat dari belakang, maka shalat yang dikerjakan batal hukumnya. Jika sifat busana yang dipakai hanya mempertajam atau memperjelas bentuk aurat saja, maka makruh  mengenakan busana tersebut ketika shalat. Terkecuali jika tidak ada busana lain yang dapat dikenakan.
13.    Cara Mengurangi Atau Mencegah Seorang Memakai Pakaian Ketat yang Berdampak Buruk Bagi Kesehatan
Setiap manusia tentunya ketika mengetahui akibat dari penggunaan pakaian ketat akan mulai sadar dan mengurangi pemakaian pakaiaan ketat. Selain itu, mengurangi produksi pakaiaan ketat juga bisa menjadi salah satu cara yang tepat.
Pemahaman sejak dini dari orang tua sangat  berperan dalam memberikan pendidikan dalam berpakaian sehingga sejak kecil anak dapat memahami dampaknnya bagi kesehatan.
Petugas kesehatan mempunyai perananan  yang penting dalam pencegahan penggunaan pakaian ketat ini dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat terutama masyarakat di perkotaan.
14.  Kesimpulan 
Pakaian merupakan kebutuhan pokok manusia selain  makanan dan tempat berteduh/tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan pakaian  untuk melindungi dan menutup dirinya. Namun seiring dengan perkembangan kehidupan  manusia, pakaian juga digunakan sebagai simbol status, jabatan, ataupun kedudukan seseorang yang memakainya. Pakaian juga dapat berpengaruh buruk bagi kesehatan pemakainya,  sehingga dalam memilih pakaian yang digunakan harus cermat, seperti memilih pakaian yang tidak terlalu ketat bagi tubuh, agamapun melarang.
15.  Saran 
Sebagai individu yang berperan dalam kesehatan masyarakat, pemahaman akan masalah-masalah yang sering terjadi sesuai dengan perkembangan zaman  sangat penting dalam memecahkan permasalahan kesehatan masyarakat.
QUERCETIN MENGURANGI TEKANAN DARAH DI  SUBJEK HIPERTENSI

Quercetin Reduces Blood Pressure in
Hypertensive Subjects

Penulis:

  1. Randi L. Edwards,
  2. Tiffany Lyon,
  3. Sheldon E. Litwin,
  4. Alexander Rabovsky,
  5. J. David Symons,
  6. dan Guntur Jalili


Abstrak


Studi epidemiologis melaporkan bahwa quercetin, antioksidan yang ditemukan dalam flavonol apel, buah berry, dan bawang, terkaitdengan penurunan risiko penyakit jantung koroner dan stroke. Suplemen quercetin juga mengurangi tekanan darah padatikus hipertensi. Efektivitas suplementasi kuersetin untuk menurunkan tekanan darah pada manusia hipertensi memilikipernah dievaluasi. Kami menguji hipotesis bahwa suplementasi kuersetin mengurangi tekanan darah pada hipertensipasien. Kami kemudian ditentukan apakah efek antihipertensi dari quercetin dikaitkan dengan penurunan sistemikstres oksidatif. Pria dan wanita dengan prehipertensi (n ¼ 19) dan hipertensi stadium 1 (n ¼ 22) yang terdaftar dalam acak, double-blind, placebo-controlled, studi crossover untuk menguji kemanjuran 730 mg quercetin / d untuk 28 d vs plasebo. Tekanan darah (mm Hg, sistolik / diastolik) pada saat pendaftaran adalah 137 6 2/86 6 1 di prehypertensives dan 148 62/96 6 1 di tahap 1 mata pelajaran hipertensi. Tekanan darah tidak diubah pada pasien prehypertensive setelah quercetin suplementasi. Sebaliknya, penurunan (P, 0,01) sistolik (27 6 2 mm Hg), diastolik (25 6 2 mm Hg), dan rata-rata arteri tekanan (25 6 2 mm Hg) yang diamati pada tahap 1 pasien hipertensi setelah perawatan quercetin. Namun, indeks dari stres oksidatif diukur dalam plasma dan urin tidak terpengaruh oleh kuersetin.Data ini adalah yang pertama untuk pengetahuan kita untuk menunjukkan bahwa suplementasi kuersetin mengurangi tekanan darah pada subyek hipertensi. Bertentangan dengan berbasis studi hewan, tidak ada pengurangan quercetin-membangkitkan penanda sistemik stres oksidatif. J. Nutr. 137: 2405-2411, 2007.

Risiko Bayi Anemia Apakah Terkait dengan Eksklusif Menyusui dan Ibu Anemia dalam Cohort Meksiko

Risk of Infant Anemia Is Associated with Exclusive Breast-Feeding and Maternal Anemia in a Mexican Cohort



ABSTRAK

WHO merekomendasikan pemberian ASI eksklusif (EBF) untuk 6 bulan pertama kehidupan untuk mengurangi beban penyakit menular. Namun, beberapa orang khawatir tentang pengaruh EBF> 6 mo pada status zat besi anak-anak di negara berkembang di mana anemia adalah lazim. Penelitian ini meneliti risiko anemia dalam kaitannya dengan durasi EBF dan anemia ibu pada kelompok kelahiran dipelajari antara Maret 1998 dan April 2003. Semua berat lahir bayi adalah ≥ 2,2 kg.Semua ibu menerima konseling sebaya rumahan untuk mempromosikan EBF. Data pemberian makanan bayi dikumpulkan mingguan. Perawat diukur hemoglobin (Hb) menghargai setiap 3 bulan. Hb diukur dalam 183 bayi pada 9 mo usia. Anemia pada 9 mo didefinisikan sebagai nilai Hb <100 g / L. EBF didefinisikan oleh kriteria WHO dan berkisar dalam durasi 0-31 minggu. Pada 9 mo, Hb (rata-rata ± SEM) adalah 114 ± 0,9 g / L, 23 anak (12,5%) memiliki tingkat Hb <100 g / L. EBF> 6 bulan, tetapi tidak EBF 4-6 mo, dikaitkan dengan peningkatan risiko anemia bayi dibandingkan dengan EBF <4 bulan (rasio odds = 18,4, 95% CI = 1,9, 174,0).Anemia ibu adalah independen ( P  = 0,03) dikaitkan dengan peningkatan risiko 3 kali lipat anemia bayi. Asosiasi ini tidak dijelaskan oleh pembaur dengan faktor ibu atau bayi yang lain. Dengan regresi linier, bayi lebih rendah Hb pada 9 mo dikaitkan dengan peningkatan durasi EBF antara ibu yang memiliki riwayat anemia (β = -0.07,  P  = 0,003), tetapi tidak di antara ibu yang tidak memiliki riwayat anemia.Bayi yang diberi ASI eksklusif selama> 6 bulan di negara berkembang mungkin pada peningkatan risiko anemia, terutama di kalangan ibu-ibu dengan status zat besi miskin, lebih memperhatikan masalah ini dibenarkan.
Kekurangan zat besi adalah kekurangan gizi yang paling umum dan penyebab anemia pada masa kanak-kanak. Meskipun tingkat prevalensi anemia pada bayi cukup bulan yang sehat 6-18 mo usia dilaporkan menjadi serendah 2-6% di Eropa Barat dan Amerika Serikat, anemia defisiensi besi ditunjukkan untuk mempengaruhi lebih dari separuh anak-anak di beberapa berkembang negara. Di Meksiko, 27% dari anak-anak <5 y tua anemia. Sebuah survei nasional probabilistik anak-anak Meksiko melaporkan prevalensi anemia menjadi 13% pada 6-11 mo usia, tapi setinggi 49% pada anak 12-24 mo tua). Berbagai tingkat anemia pada anak-anak berhubungan dengan hasil kognitif miskin. Anemia didiagnosis pada 8 atau 9 mo usia telah dikaitkan dengan nilai prestasi secara signifikan lebih rendah di kelas anak-anak 2 dan pengembangan motorik pada 18 mo. Anemia defisiensi besi juga ditunjukkan secara bermakna dikaitkan dengan keterbelakangan mental), penurunan aktivitas, peningkatan kewaspadaan atau keragu-raguan, dan sisa di dekat dengan pengasuh.
Meskipun besi dalam ASI sangat bioavailable (~ penyerapan 50%), kandungan besi pada tertinggi dalam susu transisi awal dan terus menurun selama laktasi. Secara umum, bayi yang lahir pada panjang dan dengan berat lahir yang memadai memiliki toko besi yang cukup untuk pertama 4-6 mo kehidupan. Namun, bukti menunjukkan bahwa bayi dengan berat lahir yang memadai lahir dari ibu anemia memiliki toko besi yang rendah dan lebih mungkin untuk mengembangkan anemia.Pada 6 bulan, makanan pendamping wajib memberikan besi dan nutrisi lainnya yang diperlukan untuk perkembangan bayi. Sebuah uji coba secara acak yang dilakukan di Honduras menyimpulkan bahwa pada 6 bulan, risiko kekurangan zat besi rendah antara ASI eksklusif (EBF) 4  bayi dengan berat lahir> 3000 g, meskipun bayi yang diberi ASI eksklusif sampai 6 bulan secara signifikan lebih rendah hemoglobin (Hb) tingkat (104 g / L) dibandingkan bayi yang menerima makanan pendamping diperkaya zat besi (109 g / L). Sederhana disusui pelengkap diperkaya zat besi sebelum usia 6 bulan, bagaimanapun, tidak cukup untuk mencegah anemia pada bayi belajar. Uji coba kedua, dilakukan pada defisiensi mikronutrien selama periode EBF antara istilah, bayi berat lahir rendah (1500-2500 g) di Honduras, menemukan bahwa bayi yang menerima suplemen zat besi tidak mendapat manfaat dari makanan pendamping pada 4-6 mo. Dewey et al.thus direkomendasikan bahwa istilah, bayi berat lahir rendah menjadi ASI eksklusif selama 6 bulan dengan suplementasi zat besi.
Pada tahun 2001, WHO mengeluarkan rekomendasi untuk EBF untuk 1 6 mo hidup.EBF mengurangi kematian bayi akibat penyakit anak yang umum seperti diare atau pneumonia, dan berhubungan dengan waktu pemulihan lebih pendek selama sakit).Ada beberapa kekhawatiran, bagaimanapun, tentang potensi peningkatan risiko anemia yang berhubungan dengan durasi yang lebih lama dari EBF pada populasi dengan prevalensi tinggi anemia ibu dan bayi. Antara 1998 dan 2003, kami melakukan studi kohort menyusui pasangan ibu-bayi di Mexico City. Setelah protokol sebelumnya percobaan efikasi berbasis komunitas kami dukungan menyusui, kami menyediakan konseling sebaya menyusui kepada seluruh ibu studi kohort ini dengan tujuan mencapai rekomendasi WHO untuk EBF selama 6 bulan.Konseling ini dikaitkan dengan durasi rata-rata 3-4 mo pemberian ASI eksklusif, jauh lebih lama daripada sebelumnya terlihat pada populasi ini. Untuk mengetahui pengaruh pola baru ini, kami meneliti hubungan antara EBF, anemia pada ibu, dan faktor lain dalam kaitannya dengan prevalensi anemia pada bayi dalam kelompok kami.

Tugas Ms Excel Hella Anaketi Marlin

Click this to download

Selasa, 28 Mei 2013


Pengaruh Besi dan Seng Suplementasi pada Bayi Indonesia tentang Status Mikronutrien dan Pertumbuhan

Effects of Iron and Zinc Supplementation in Indonesian Infants on Micronutrient Status and Growth


Penulis:

  1. Muhilal
Afiliasi Penulis
  1. * Divisi Nutrisi Manusia dan Epidemiologi, Wageningen University, Belanda;
  2.  Gizi Pusat Penelitian dan Pengembangan, Bogor, Indonesia, dan
  3. ** Departemen Gastroenterologi, University Medical Center, Nijmegen, Belanda
  1. ↵ 2 Untuk siapa korespondensi harus ditangani.
Dalam penelitian ini efek dari suplementasi zat besi dan seng, sendiri atau dikombinasikan, status zat besi, status seng dan pertumbuhan pada balita di Indonesia diselidiki. Defisiensi mikronutrien yang lazim pada bayi di negara berkembang, dan kekurangan sering hidup berdampingan, dengan demikian, suplemen gabungan adalah strategi yang menarik. Namun, sedikit yang diketahui tentang interaksi antara mikronutrien. Dalam, double-blind, percobaan suplementasi placebo-terkontrol secara acak, 478 bayi, 4 mo usia, yang dilengkapi untuk 6 bulan dengan besi (10 mg / d), seng (10 mg / d), + seng besi (10 mg masing-masing / d) atau plasebo. Antropometri dinilai bulanan, dan status mikronutrien dinilai pada akhir suplementasi.Suplementasi secara signifikan mengurangi prevalensi anemia, anemia defisiensi besi dan defisiensi zinc. Suplementasi besi tidak berpengaruh negatif terhadap konsentrasi seng plasma, dan suplemen seng tidak meningkatkan prevalensi anemia atau anemia defisiensi besi. Namun, suplemen zat besi yang dikombinasikan dengan seng kurang efektif daripada suplemen zat besi saja dalam mengurangi prevalensi anemia (20% vs 38% pengurangan) dan untuk meningkatkan hemoglobin dan konsentrasi feritin plasma. Tidak ada perbedaan antara kelompok-kelompok dalam pertumbuhan. Pertumbuhan dari semua kelompok tidak cukup untuk mempertahankan Z-skor yang sama untuk tinggi untuk usia dan berat badan untuk tinggi. Ada prevalensi tinggi kekurangan zat besi dan seng pada bayi ini, yang dapat diatasi dengan aman dan efektif dengan suplementasi besi dan seng dikombinasikan. Namun, mengatasi kekurangan-kekurangan ini tidak cukup untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan bayi tersebut. 

Defisiensi mikronutrien atau kelaparan tersembunyi masih merupakan ancaman besar bagi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan bayi di seluruh dunia.Kekurangan zat besi adalah kekurangan zat gizi mikro yang paling umum secara global, yang mempengaruhi lebih dari satu setengah dari bayi di negara berkembang. Faktor makanan yang sama konten fitat tinggi dan beberapa produk hewani, yang menyebabkan kekurangan zat besi gizi, kontribusi memadai nutriture seng, menunjukkan bahwa defisiensi zinc juga cenderung meluas.
Kekurangan zat besi adalah penyebab paling penting dari anemia gizi, dan di Indonesia, kira-kira setengah dari anak-anak menderita anemia. Kekurangan zat besi pada masa bayi dikaitkan tidak hanya dengan gangguan kesehatan, Imunokompetensi dan kinerja, tetapi juga, yang sangat penting, dengan mental dan motorik penundaan pembangunan. Suplemen zat besi saat ini alat yang paling penting untuk memerangi kekurangan zat besi. Namun, asupan besi yang tinggi, terutama sebagai suplemen, telah terbukti menjadi antagonis penyerapan zinc.
Seng terlibat dalam banyak proses metabolisme, dan, akibatnya, kekurangan zinc menyebabkan berbagai manifestasi, termasuk penurunan pertumbuhan, Imunokompetensi gangguan dan keterlambatan perkembangan. Status seng sulit untuk menilai, karena konsentrasi seng plasma tidak cukup mencerminkan statusnya seng individu karena homeostasis yang kuat. Namun, pada tingkat populasi, seng plasma adalah indikator yang paling praktis dan dapat diandalkan status seng. Dalam penelitian sebelumnya di Indonesia, 25% ibu menyusui dan 17% bayi memiliki konsentrasi seng plasma rendah.
Gangguan pertumbuhan merupakan salah satu tanda yang paling konsisten dari gizi buruk, dan meskipun itu sendiri tidak berbahaya bagi kesehatan, hal ini terkait dengan kemiskinan dan kesehatan yang buruk. Studi pada penurunan pertumbuhan gizi menunjukkan bahwa terjadinya pertumbuhan linier goyah mungkin terjadi dalam beberapa bulan lahir dan bahwa periode yang paling sensitif untuk intervensi sebelum 18 mo usia. Studi pada anak-anak Indonesia menunjukkan bahwa kegagalan pertumbuhan tinggi dimulai langsung setelah kelahiran, yang paling substansial dalam pertama 6-8 mo kehidupan dan selesai pada tahun 1 kehidupan. Pengukuran panjang lutut-tumit oleh knemometry telah disarankan untuk menjadi ukuran yang lebih sensitif dari pertumbuhan linier pada bayi dari total panjang tubuh.
Studi suplementasi besi telah menunjukkan efek positif yang jelas tentang prevalensi anemia dan status zat besi, namun efek dari suplementasi zat besi terhadap status seng atau morbiditas yang lebih ambigu. Suplemen zat besi umumnya tidak memiliki efek langsung pada pertumbuhan. Percobaan suplementasi Zinc telah menunjukkan berbagai efek, mulai dari peningkatan pertumbuhan bayi terhambat untuk mengurangi morbiditas dari penyakit diare.Namun, temuan tidak sangat konsisten di seluruh studi yang berbeda, dan dalam banyak penelitian efek yang kecil atau hanya terlihat dalam subkelompok tertentu.Ada sedikit informasi tentang interaksi antara zat besi dan seng ketika dilengkapi bersama-sama pada masa bayi. Sebuah studi pada anak-anak prasekolah Meksiko menemukan efek kecil besi dan suplemen seng terhadap morbiditas tapi tidak pada pertumbuhan. Namun, persyaratan mikronutrien dan pola pertumbuhan yang berbeda pada bayi muda.
Kekurangan mikronutrien sering hidup berdampingan dan memiliki independen serta efek berinteraksi. Kekurangan dapat berbagi penyebab umum tetapi juga dapat memperburuk satu sama lain. Dalam populasi dengan besi marjinal dan status seng, efek negatif dari asupan besi yang tinggi (misalnya, dengan suplemen) pada serapan seng dan sebaliknya isu-isu penting. Saat ini, dalam pandangan konsekuensi serius kekurangan zat besi pada anak-anak, suplementasi besi besar-besaran anak-anak <5 y usia yang sedang dipertimbangkan untuk memerangi kekurangan zat besi. Dalam hal ini, bagaimanapun, kemungkinan efek negatif terhadap status seng adalah perhatian utama.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah suplementasi zat besi, seng atau besi dan seng dikombinasikan dapat meningkatkan status zat besi dan status seng dan mengurangi prevalensi defisiensi zat besi dan seng dan apakah suplementasi dapat mencegah pertumbuhan goyah dalam y 1st kehidupan .Selain itu, interaksi antara suplementasi besi dan suplementasi seng dan kemungkinan efek negatif dari suplementasi pada status zat besi dan status seng diselidiki. Penelitian ini berkolaborasi di United Nations Children Fund-terkoordinasi Besi Multi-Negara dan Seng Intervensi Trials Collaborative Group.